Lailatul Ijtima' Ranting Desa Wonokromo di Dusun Pandes II
Wonokromoinfo - Pengurus Muslimat Ranting Wonokromo menggelar pengajian rutin yang disebut lailatul ijtima' pada Senin, 10/02/2020 di Masjid At Taqwa Pandes II Wonokromo Pleret Bantul Pukul 20.00 WIB.
Pengurus Muslimat Anak Ranting Pandes 2 Amrih Handayani, S.Pd mengatakan bahwa, Pengajian ini merupakan program kerja dari pengurus muslimat ranting Wonokromo ini dihadiri oleh 200 jamaah. Agenda rutin bulanan warga muslimat Nahdlatul Ulama ini dalam rangka mempererat silaturrohim di antara Muslimat, Tokoh masyarakat dan Tokoh agama di seluruh ranting Desa Wonokromo. Ucapnya.
pengajian lailatul ijtima' sebagai kegiatan rutin warga yang dilaksanakan secara bergantian di wilayah anak ranting yang bertugas. Lailatul Ijtima’. Lailah artinya malam, dan ijtima’ artinya pertemuan. Artinya sebuah ”pertemuan malam" yang diselenggarakan di setiap bulan. Awalnya ini adalah kebiasaan para kiai yang akhirnya menjadi kebiasaan orang-orang NU atau pengurus NU.
Muslimat Ranting Wonokromo mengerjakan lailatul ijtima' dengan menyelenggarakan pengajian. Pada kesempatan ini pengajian lailatul ijtima' yang bertugas adalah Muslimat Anak Ranting Pandes 2 dengan pembawa acara Nyai Siti Asiyah, Sambutan Shohibul bait oleh KH. Thobaroni, Asmaul husna dan mujahadah oleh Nyai Hj. Zamzamah. Tausiyah dilanjutkan pembacaan tahlil disampaikan oleh KH.Khusnan Masykur, Pengasuh Pondok Pesantren AL-Futuh Pandes 2. adapun isi dari tausiyah tersebut yaitu tentang:
- Iman baik amal baik.
- Keteguhan hati untuk/dalam beribadah
- Istiqomah dalam berjama'ah.
Beliau menjelaskan kepada jama'ah, Jika ketaatan ibadah merosot berarti ada penyebabanya. Godaan duniawi diantaranya kecanggihan tehnologi, memecahkan dan mencarikan solusi atas problem organisasi, mulai masalah iuran, menghadapi Ramadlan, Tarawih, menentukan awal Ramadlan, sampai menjalar ke masalah-masalah umat yang berat". Jelasnya.
pembacaan tahlil yang menjadi ciri khas orang NU, mengirim doa kepada arwah orang tua, para guru, semua kaum muslimin dan muslimat, khususnya para sesepuh pendiri NU yang telah wafat. Pertemuan semacam ini berdasar pada,
وَفِي رِوَايَةِ البُخَارِي وَمُسْلِمٍ وَالتُّرْمُذِي وَالنَّسَائِي قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اَلدُّعَاءُ مُسْتَجَابٌ عِنْدَ اجْتِمَاءِ الْمُسْلِمِيْنَ. وَفِيْ رِوَايَةٍ الدُّعَاءُ مُسْتَجَابٌ فِيْ مَجَالِسِ الذِّكْرِ وَعِنْدَ خَتْمِ الْقُرْآنِ. كَذَا فِيْ الْحِصْنِ الْحَصِيْنِ
Dari riwayat Bukhori, Muslim, Turmudzi, dan Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda: Doa mustajab (dikabulkan) itu ketika berkumpulnya kaum muslimin. Di sebuah riwayat lain disebutkan: Doa mustajab itu ada di majels dzikir dan khataman Al-Qur-an. Demikian seperti dumuat dalam kitab Al-Hisnul Hasin. (Khozinatul Asror, hlm 140).
وَالْحَقُّ أنَّ اْلمُؤْمِنَ إِذاَ اشْتَغَلَ فِيْ تِلْكَ الَّيْلَةِ الْخَاصَّتِ بِأّنْوَاءِ الْعِبَادَةِ مِنَ الصَّلَاتِ وَالتِّلَاوَةِ وَالذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ يَجُوْزُ وَلَا يُكْرَهُ
Orang-orang mukmin jika menyelenggarakan malam yang khas itu dan mengisinya dengan berbagai kegiatan seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa, hukumnya boleh-boleh saja, tidak makruh. (Durratun Nasihin, Hlm 204). (Rn)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin